”Old Skool” Semakin Dipuja Para Pemodifikasi
TERKAIT
Yogyakarta, KompasOtomotif – Banyak aliran, macam-macam gaya, beribu ornamen, bervariasinya finishing touch, tapi muaranya satu, ”old skool” alias klasik. KompasOtomotif menyaksikan
sendiri, betapa modifikasi yang mengedepankan gaya lama sangat
mendominasi gelaran Kustomfest 2012 yang baru saja dihelat di
Yogyakarta, 6-7 Oktober lalu.
Ratusan peserta festival kustom pertama di Indonesia itu memilih gaya-gaya lama seperti brat style, cafe racer, jap style, bobber, bahkan yang mengadopsi chopper pun memilih retro style chopper. ”Bosen mas dengan model-model zaman sekarang yang katanya futuristik. Saya malah melihat model retro itu lebih dinamis,” kata Anang Surya Wardhana, builder Darizt Design asal Sleman.
Dalam keseharian, Darizt Design banyak menerima pesanan model retro seperti brat style dan cafe racer. Bahkan menurut Anang, daerah Jawa Tengah khususnya sudah jarang yang suka membangun sepeda motor dengan gaya sport. Justru mesin modern yang diselubungi baju old skool sangat digemari dan jadi tren.
Lebih Susah dan Lifetime
Pemenang Kustomfest 2012 di kategori Free For All kelas upper 250, Radityo Martin dengan BSA jadulnya mengatakan pada KompasOtomotif di sela-sela Kustomfest 2012 bahwa memodifikasi sepeda motor aliran retro atau old skool itu justru lebih sulit ketimbang merombak dengan aliran modern. Saking sulitnya, konsep harus benar-benar matang agar tak tampak serabutan.
”Kelihatannya simpel kan model retro itu? Tapi untuk membuatnya tidak sesimpel itu. Retrogades Slaughterhouse (bengkel modifikasinya) memilih sebagai spesialis retro karena tantangannya lebih berat. Kalau tidak paham retro, kelihatan kok di rombakannya. Semua detail harus harmonis dengan tema dan komponen lain,” Jelentereh, pria yang akrab disapa didot itu.
Donny Ariyanto—builder Studio Motor Jakarta—yang dalam Kustomfest menghadirkan tiga sepeda motor old skool, menyebut bahwa aliran retro enak dilihat dan bisa dikombinasikan dengan gaya masa kini. Fleksibilitas itulah yang membuat Studio Motor juga memilih sebagai bengkel modifikasi spesialis aliran retro, seperti Cafe Racer, Bobber, Brat Style, dan Chopper.
”Banyak orang suka model old skool karena lifetime, enak dilihat kapan saja, tidak tergerus oleh waktu. Tinggal disesuaikan dengan gaya masa kini, aliran retro sudah lebih sedap dipandang ketimbang yang lain,” jelas Donny.
sumber : http://otomotif.kompas.com/read/2012/10/09/4651/.Old.Skool.Semakin.Dipuja.Para.Pemodifikasi
Ratusan peserta festival kustom pertama di Indonesia itu memilih gaya-gaya lama seperti brat style, cafe racer, jap style, bobber, bahkan yang mengadopsi chopper pun memilih retro style chopper. ”Bosen mas dengan model-model zaman sekarang yang katanya futuristik. Saya malah melihat model retro itu lebih dinamis,” kata Anang Surya Wardhana, builder Darizt Design asal Sleman.
Dalam keseharian, Darizt Design banyak menerima pesanan model retro seperti brat style dan cafe racer. Bahkan menurut Anang, daerah Jawa Tengah khususnya sudah jarang yang suka membangun sepeda motor dengan gaya sport. Justru mesin modern yang diselubungi baju old skool sangat digemari dan jadi tren.
Lebih Susah dan Lifetime
Pemenang Kustomfest 2012 di kategori Free For All kelas upper 250, Radityo Martin dengan BSA jadulnya mengatakan pada KompasOtomotif di sela-sela Kustomfest 2012 bahwa memodifikasi sepeda motor aliran retro atau old skool itu justru lebih sulit ketimbang merombak dengan aliran modern. Saking sulitnya, konsep harus benar-benar matang agar tak tampak serabutan.
”Kelihatannya simpel kan model retro itu? Tapi untuk membuatnya tidak sesimpel itu. Retrogades Slaughterhouse (bengkel modifikasinya) memilih sebagai spesialis retro karena tantangannya lebih berat. Kalau tidak paham retro, kelihatan kok di rombakannya. Semua detail harus harmonis dengan tema dan komponen lain,” Jelentereh, pria yang akrab disapa didot itu.
Donny Ariyanto—builder Studio Motor Jakarta—yang dalam Kustomfest menghadirkan tiga sepeda motor old skool, menyebut bahwa aliran retro enak dilihat dan bisa dikombinasikan dengan gaya masa kini. Fleksibilitas itulah yang membuat Studio Motor juga memilih sebagai bengkel modifikasi spesialis aliran retro, seperti Cafe Racer, Bobber, Brat Style, dan Chopper.
”Banyak orang suka model old skool karena lifetime, enak dilihat kapan saja, tidak tergerus oleh waktu. Tinggal disesuaikan dengan gaya masa kini, aliran retro sudah lebih sedap dipandang ketimbang yang lain,” jelas Donny.
sumber : http://otomotif.kompas.com/read/2012/10/09/4651/.Old.Skool.Semakin.Dipuja.Para.Pemodifikasi
0 komentar:
Posting Komentar